GEMPA BUMI YANG BERPOTENSI TERJADINYA TSUNAMI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Geologi Lingkungan dan Sumber Daya



 

Oleh,
Anggi Anggraeni
092170104



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2011


ABSTRAK

            
Sebuah karya tulis yang sedikit memberi penjelasan mengenai bencana alam yang belakang ini sering terjadi. Bencana alam, khususnya gempa yang sekarang ramai dibicarakan banyak orang di seluruh penjuru dunia merupakan bencana yang terdahsyat yang dialami manusia pada abad ini. Setiap orang, baik itu orang yang bergelut dibidang seisme (kegempaan) ataupun orang biasa sekalipun harus tahu apa saja dampak yang bisa terjadi pada lingkungan ataupun pada dirinya sendiri jika gempa ataupun bencana tersebut terjadi dan mereka alami.
Pentingnya pengetahuan mengenai bencana alam sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia itu sendiri. Selain untuk bekal pengetahuan mengenai kegempaan ataupun bencana alam lainnya diharapkan dapat meminimalisir korban nyawa dan harta benda. Setidaknya, setelah mereka tahu dan diberikan penyuluhan mengenai bencana dan bahayanya, mereka masih bisa mengindar dan menyelamatkan harta nyawa ataupun harta benda.
Pembahasan mengenai gempa bumi, tipe-tipe gempa bumi dan beberapa contoh yang menggambarkan gempa bumi dan tsunami yang telah terjadi di Indonesia khususnya di dekat tempat tinggal saya yaitu di daerah pangandaran. Gempa bumi yang menyebabkan tsunami penting untuk diketahui karena akhir-akhir ini kita sering sekali mengalami gempa. Karena bumi kita yang semakin  lama semakin tua tentu kita juga harus semakin waspada akan fenomena-fenomena alam yang terjadi disekitar kita.
Tipe-tipe gempa bumi seperti gempa bumi vulkanik, gempa bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan dan gempa bumi buatan. Semua tipe gempa bumi itu seharusnya bisa menjadi pengetahuan bagi para pembaca. Karena dengan mengetahui tipe-tipe gempa bumi itu, kita bisa menganalisis gempa bumi yang terjadi.


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Gempa bumi yang akhir-akhir ini menjadi isu hangat yang ramai dibicarakan orang banyak. Ini menunjukan bahwasannya pengetahuan mengenai bencana alam baik itu bencana banjir, longsor, gempa, ataupun bencana lain supaya setiap orang tahu akan dampak dari bencana tersebut. Ini sangat penting mengingat orang-orang Indonesia sangat awam mengenai pengetahuan bencana. Walaupun bencana alam terjadi bukan sekarang saja tapi sejak jaman dahulu, akan tetapi pengetahuan itu sangat penting untuk bekal dimasa yang akan datang.
Gempa bumi bisa terjadi kapan saja, ini berarti setiap orang harus tahu apa yang harus mereka lakukan ketika bencana alam itu terjadi. Minimal menyelamatkan diri sendiri itu hal yang wajib dilakukan daripada tidak tahu sama sekali hal apa yang harus dilakukan. Ini sangat merugikan, khususnya bagi diri sendiri. Bencana alam yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Walaupun jaman sekarang tekhnologi sudah sangat maju, akan tetapi tekhnologi tidak dapat memprediksi kapan bencana alam itu akan terjadi.
Khususnya gempa bumi bila terjadi akan memporak porandakan semua yang ada didalamnya. Gempa bumi yang terjadi bisa saja memicu terjadinya bencana alam yang lain jika gempa itu berpusat di laut. Tentu beda ceritanya jika gempa terjadi dan kemudian memicu juga terjadinya tsunami. Tentu masalah korban, baik itu korban nyawa ataupun harta benda akan semakin banyak. Gempa bumi yang dominan memiliki pengaruh dan akibat negativ bagi daerah yang alaminya. Selain itu, gempa bumi bisa diminimalisir jika semua orang yang terlibat didalamnya tahu cara mencegahnya dan paling tidak menghindarinya. Sesuai dengan latar belakang masalah itu, maka saya akan mengambil judul GEMPA BUMI YANG BERPOTENSI TERJADINYA TSUNAMI.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi yaitu getaran yang terjadi dipermukaan bumi akibat adanya pergerakan lempeng bumi. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Kebanyakan gempa bumi terjadi karena disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan dari tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Jika tekanan itu semakin membesar dan kemudian mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Penyebab gempa bumi yang paling sering adalah karena pergeseran lempengan bumi (Tektonik). Gempa tektonik terjadi karena gerakan dari berbagai lempengan bumi baik besar maupun kecil yang membentuk kerak bumi. Lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari “Tektonik Plate” menjelaskan, bumi terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hampir sebagian besar gempa tektonik terjadi di perbatasan antara lempengan-lempengan pembentuk kerak bumi tersebut, seperti di lingkaran Pasifik.  Kegiatan zone subduksi atau area tumbukan lempeng memegang peranan hampir 50 persen dari peristiwa seismik yang terjadi. Kegiatan zone subduksi ini terkonsentrasi di daerah yang dinamakan lingkaran api (ring of fire), sebuah pita sempit yang panjangnya sekitar 38.600 km. Panjang pita ini membentang dari Selandia Baru-Indonesia-Jepang-hingga Amerika Selatan.
Gempa bumi biasanya terjadi di batas lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam. gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Selain itu gempa bumi dapat terjadi karena adanya gunung berapi dibawah laut, akan tetapi kebanyakan orang tidak tahu ada gunung api dibawah laut. Gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung api di bawah laut itu yang memungkinkan sebagian kecil terjadinya gempa. Tsunami terjadi biasanya setelah gempa itu terjadi, baik itu gempa yag berkekuatan besar ataupun kecil.
Negara Indonesia yang dilalui oleh tiga lempeng utama dan banyaknya gunung api memungkinkan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Ini jelas sangat berbahaya. Akan tetapi selain memiliki dampak yang negative tetapi juga memiliki dampak yang positiv bagi kita. dengan adanya gunung api, jelas Indonesia memiliki tanah yang subur. Ini berarti Indonesia memiliki sumber daya alam yang baik untuk penghidupan manusianya.

Seismologi
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Biasanya Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika. Seismologi tidak hanya mempelajari gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survey seismik. Untuk keperluan ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi) dengan menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa penerima (receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan getaran tersebut dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.

Skala Richter
Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter.


B.       Tipe Gempa Bumi
Gempa bumi yang hebat umumnya disebabkan oleh proses tektonik, yang terjadi karena pergerakan lempeng kerak bumi. Para ilmuwan berpendapat bahwa lempeng samudera yang mengapung pada lapisan yang bersifat padat tetapi sangat panas, mengalir secara perlahan, seperti cairan dengan viskositas (kekentalan) tinggi. Pada saat lempeng samudera menyusup kebawah lempeng benua, terjadi gesekan yang menghambat proses penyusupan. Perlambatan gerak penyusupan menyebabkan adanya akumulasi energi di zona subduksi dan zona patahan, akibatnya akan terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Apabila batas elastisitas batuan terlampaui akibat tekanan, tarikan, dan geseran, maka akan terjadi pensesaran batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba yang menyebar ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi atau gelombang seismik.
Pada zona patahan, getaran gempa bumi dapat terjadi akibat gerak relative naik yang disebut patahan (sesar) naik, gerak relative turun (patahan/sesar turun) dan gerak relative geser (patah/sesar geser). Penyebab lain memungkinkan terjadinya gempabumi yaitu terjadi runtuhan pada atap-atap gua atau terowongan di daerah pertambangan. Gempa semacam ini disebut gempa runtuhan. Intensitas gempanya tidak begitu kuat dan hanya terasa di daerah sekitar runtuhan.
Ada beberapa tipe gempa bumi, yaitu:
1)      Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Akan tetapi bila gunung api menunjukan akan meletus, biasanya daerah lain juga akan merasakan gempa.
                   
Gunung merapi yang sedang mengeluarkan asap debu
                                       Gambar 1 dan 2

2)      Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang kecil sampai kekuatan yang paling besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa tektonik ini yang biasanya menimbulkan tsunami.
                  
                                    Teori tektonik lempeng
                                           Gambar 3 dan 4
  
3)      Gempa bumi tumbukan yaitu Gempa bumi yang diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi. Tetapi dalam kejadiannya gempa bumi semacam ini justru akan lebih berbahaya.
Zona tumbukan dan proses terjadinya
Gambar 5 dan 6



4)      Gempa bumi runtuhan yaitu Gempa bumi ini yang biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Walaupun bersifat lokal akan tetapi gempa bumi seperti ini yang akan membahayakan nyawa para penambang jika gempa ini terjadi diluar perkiraan.
Zona runtuhan
Gambar 7 dan 8

5)      Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. Kadang kala gempa bumi yang dibuat oleh manusia itu sendiri justru yang akan membahayakan manusia. Karena perkembangan tekhnologi yang semakin maju maka manusia mampu melakukan apa saja termasuk membuat gempa bumi yang justru membahayakan bagi kehidupan manusia.
Gempa bumi yang diakibatkan oleh reaksi nuklir
Gambar 9 dan 10


C.      Gempa Bumi Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami yang berasal dari kata ”tsu yang berarti pelabuhan”, dan “nami yang berarti gelombang”, dan memiliki arti gelombang yang ada dipelabuhan. Atau dengan kata lain tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Hampir sama dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Biasanya kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air yang kuat maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Gempa bumi dan tsunami sangat berhubungan, bila terjadi gempa bumi kemungkinan tsunami pun akan terjadi. Selain itu tsunami berdampak negativ diantaranya yaitu akan tersapu dan kemungkinan besar akan memporak porandakan semua yang dilaluinya. Termasuk pada tsunami jepang kemarin, walaupun negara jepang sudah siap akan hantaman gempa bumi tetapi tsunami dengan seketika memporak porandakan jepang sampai hancur.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Seperti ketika gunung Krakatau meletus yang menyebabkan tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dan biasanya kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan hingga mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
·           Gempa yang menyebabkan tsunami, diantaranya:
1)        Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
2)        Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
3)        Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun.

Seputar Peristiwa
Dalam ingatan saya sangat jelas bagaimana ketika gempa yang melanda ciamis dan sekitarnya yang berpusat di pantai pangandaran. Sampai saat ini orang-orang disekitar pangandaran khususnya di lokasi masih sangat trauma dengan kejadian itu. Jelas ketika itu saya merasakan gempa yang cukup besar dan cukup membuat saya dan semua orang trauma dengan kejadian itu. Tak sampai beberapa waktu kami juga mendengar kabar bahwa tsunami telah terjadi di pangandaran. Saat itu saya tengah dalam masa MOS di SMA. Semua orang berbondong-bondong memberikan bantuan.
Tsunami membuat semua orang panik, bahkan dari cerita yang saya dapat banyak diantara masyarakat pesisir pantai tidak dapat menyelamatkan harta benda. Tak sedikit dari mereka bahkan kedapatan rumahnya hancur dan sarana hiburan seperti hotel dan tempat perbelanjaan pun rusak. Dan sampai saat ini bekas-bekas dari tsunami yang meratakan semua bangunan masih ada.
Tsunami pangandaran yang terjadi pada sore hari yaitu pada tanggal 16 juli 2006 membuat seluruh masyarakat Indonesia terperangah oleh kekuatan alam yang maha dahsyat itu. Gempa yang berkekuatan 6.8 skala rikhter itu mengguncang sampai ke Jakarta dan sekitarnya kemudian  tak lama setelah itu kira-kira 1 jam setelahnya terjadilah tsunami.
Tsunami pangandaran yang terjadi karena guncangan gempa di daerah  Jakarta dan sekitarnya sebenarnya tidak terasa di daerah pangandaran yang merupakan pusat gempa terjadi. Perbedaan waktu antara terjadinya gempa dan tsunami itu yaitu sekitar satu jam, membuat penduduk sekitar daerah pesisir tidak menyangka akan terjadinya tsunami yang merupakan musibah cukup besar itu.
Peristiwa tersebut menyebabkan jumlah korban jiwa dalam peristiwa tsunami ini banyak. Dikabarkan sedikitnya jumlah korban jiwa yaitu sekitar 197 orang meninggal dunia dan 85 orang lainnya hilang. Peristiwa tsunami merupakan sebuah fenomena alam yang biasanya terjadi setelah gempa bumi yang cukup besar mengguncang daerah perairan atau lautan. Oleh karena itu memprediksi tsunami merupakan hal yang sulit. Dan biasanya BMG hanya bisa memprediksi bahwa sebuah gempa yang terjadi mempunyai potensi menyebabkan tsunami ataupun tidak. Dan semua itu tidak bisa diprediksi dengan seakurat mungkin mengenai kapan terjadinya dan dimana fenomena alam itu akan terjadi.
Dan biasanya peringatan yang diberikan masih bersifat umum pada masyarakat luas dimana titik episentrum terjadi. Sehingga masyarakat diharapkan dapat lebih bijak apabila BMG telah memberikan peringatan. Paling tidak setelah gempa tejadi kir-kira satu ajm setelahnya masyarakat harus sudah mengungsi ketempat yang lebih tinggi dan aman.
Masyarakat daerah pesisir pantai sebenarnya sudah memiliki kepercayaan sendiri. mereka menyikapi fenomena-fenomena awal jika akan terjadinya tsunami yaitu berupa permukaan laut yang surut drastis. Hal-hal semacam ini harus disosialisasikan kepada masyarakat-masyarakat daerah pantai. Bagaimanapun fenomena alam seperti tsunami ini telah mengajarkan kita khususnya masyarakat Indonesia supaya setiap orang harus memiliki keinginan untuk mengerti dengan alam dan selalu menjaga alam kita dengan sebaik-baiknya.
Walaupun kejadian itu merupakan hukum alam, tetapi paling tidak jika kita menghargai lingkungan dan menjaganya dengan baik terjadinya peristiwa tersebut akan lebih diminimalisir. Selain itu pemerintah baik itu pemerintah daerah ataupun pusat harus senantiasa mempriorotaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan ketika fenomena alam atau benacana alam sebelum dan sesudah terjadi. Supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Faktor lainnya yaitu karena system  peringatan yang ada di pantai pangandaran rusak Karena tidak terurus.
Ø  Sistem Peringatan Dini Tsunami di Pangandaran tidak terorganisir dengan baik
Panorama pantai pangandaran yang indah
Gambar 11
Banyaknya korban jiwa akibat gelombang pasang tsunami, mungkin dapat ditekan atau diperkecil apabila kawasan ditepi pantai dipasang peranti sistem peringatan dini (“early warning system”/EWS) tsunami. Ironisnya keberadaan EWS Tsunami yang dipasang di kawasan Pantai Pangandaran, Ciamis, hampir setahun sudah tidak lagi difungsikan karena rusak. Peralatan sumbangan Dewan Pertimbangan Presiden pasca-tsunami 17 Juli 2006, yang nilainya cukup mahal tersebut, saat ini tidak terpakai lagi.
Lebih menyedihkan lagi pada saat diberikan, petugas yang akan bertugas menjaga yaitu Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) tidak mendapatkan pembekalan pengoperasian maupun perbaikan apabila terjadi kerusakan. Ketika alat rusak, mereka tidak bisa memperbaiki, akhirnya dibiarkan saja hingga kerusakan semakin parah. Sungguh ironis sekali melihat masyarakat disekitarnya pun tidak peduli apalagi pemerintah yang berwenang.
Sistem peringatan dini tersebut sangat penting mengingat dengan keberadaan alat itu dapat meninimalisasi kemungkinan jatuhnya korban jika ada tsunami. Pertimbangan lainnya, karena wilayah Pangandaran merupakan salah satu tujuan utama alam pantai di Jawa Barat. Selain itu pangandaran yang memiliki objek-objek wisata yang memukau seperti cagar alamnya yang ditumbuhi pepohonan yang berumur ribuan  tahun dan keanekaragaman faunanya. Seperti halnya green canyon yang ada dicijulang, pantai batu karas yang memiliki keindahan laut yang  bersih dan pantai pasir putih yang berada di sebelah timur cagar alam.
Semua keindahan yang dimiliki pangandaran seketika sirna setelah terjadi bencana tsuanami yang telah hancur hanya dengan waktu hitungan menit saja. Sebagai manusia kita tidak tahu kapan, dan dimana bencana semacam tsunami dan gempa bumi ini bisa terjadi. Jadi setelah kita mengalami kejadian yang telah membuat trauma banyak orang itu seharusnya kita bisa lebih waspada dan bisa mengambil hikmah dari semua kejadian itu. Semua bencana bisa menimpa siapa saja dan tidak bisa diprediksi, tentu kita bisa lebih menghargai lingkungan dan alam sekitar kita dengan sebaik mungkin. Menghargai lingkungan bisa dilakukan dengan cara melakukan hal-hal yang kecil seperti membuang sampah pada tempatnya.
Dengan kebiasaan selalu mencintai lingkungan, kita berarti menjaga lingkungan dari keadaan alam yang sudah mencapai dalam keadaan jenuh. Sering terjadinya gempa menyebabkan bumi juga berubah. Walaupun tidak Nampak secara gamblang, akan tetapi lama kelamaan kita pasti akan merasakan hal itu. Suatu saat kenampakan perbedaan itu akan terlihat dan akan terasa secara nyata oleh kita.
Berikut beberapa foto pasca terjadinya tsunami yang memporak porandakan pantai pangandaran: 
Terjangan tsunami telah memporak prandakan pesisir pantai pangandaran
(Gambar 12)

Bangunan-bangunan yang rusak akibat terjangan tsunami pangandaran
(Gambar 13)
Sarana sekolah dan jalan pun tidak luput dari terjangan tsunami
(Gambar 14)

Sausana di pesisir dan rumah-rumah penduduk yang rusak parah
(Gambar 15)

Tempat perbelanjaan dan kota pun tersapu hingga berserakan dimana-mana
(Gambar 16)


BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Sesuai dengan pembahasan yang telah dibahas pada bab dua, maka saya mengambil simpulan sebagai berikut:
1.      Pemberian penyuluhan mengenai gempa bumi dan bencana alam sangat diperlukan , mengingat orang-orang Indonesia sangat awam mengenai pengetahuan bencana alam dan dampak apa saja yang bisa ditimbulkan dari kejadian itu.
2.      Gempa bumi memiliki tipe-tipe atau pengklaifikasiannya, diantaranya yairu gemba bumi vulkanik, gempa bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan dan gempa bumi buatan.


DAFTAR PUSTAKA

Khosim,amir. Lubis, kun marlina. (2006). Geografi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Grasindo
http://wikipedia.org/wiki/gempa_bumi
www.anneahira.com/tsunami-pangandaran.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar